Dari Penyuluhan Pertanian Tim KKN-T UST Yogyakarta; "Rawatlah Tanaman Seperti Anak Sendiri!"


Sumberjo
| Senin (07/9) pukul 20.30 WIB Tim KKN Tematik UST Padepokan 17 Kapanewon Karangmojo berkolaborasi dengan Padepokan 145 Kapanewonan Nglipar mengadakan program kerja penyuluhan pembuatan pupuk oraganik cair di Dusun Sumberjo, tepatnya di rumah salah satu warga RT 02, Pamungkas, bertepatan dengan acara rutin pertemuan RT. Acara dihadiri oleh dukuh, ketua RT, dan segenap warga RT 02.

Acara dibuka oleh Ketua RT, dilanjutkan dengan pengajian kultum diisi oleh Ustaz Sabrur Rohim, yang menyampaikan materi tentang pentingnya mengikuti anjuran pemerintah dalam menghadapi bencana pandemi covid-19 ini. Ditekankan oleh Sabrur bahwa Alquran menganjurkan agar kaum Muslimin menaati Allah, Rasul, dan ulil amri. Mau tidak mau, kita harus mengikuti arahan pemerintah dalam menghadapi pandemi ini. Sebab, ujarnya, dalam hal ini yang berwenang untuk mengatur upaya-upaya penanggulangan covid-19 adalah pemerintah.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dukuh Sumberjo, Setyoamar Rosidi. Amar menyampaikan berbagai informasi pemerintah dusun dan kalurahan. Di antara yang terpenting adalah rencana penyuluhan Jumantik yang akan dilaksanakan di balai dusun, dan kemudian sekaligus malam itu ditetapkan siapa saja warga RT 02 yang harus hadir dalam acara yang akan dilaksanakan pada Rabu (9/9) di balai dusun, jam 09.00 WIB-selesai, tersebut. Dari warga RT 02 diambil 13 orang, dan dari RT 01 juga 13 orang.


Pembuatan Pupuk Organik
Acara selanjutnya adalah presentasi dari Tim KKN. Pertama-tama dikenalkan anggota Tim KKN yang hadir pada malam ini. Dari Kepanewonan Nglipar terdiri dari 5 orang, yang semuanya dari NTT, yaitu Marthen Kondo, Paulus Mean, Antonius K Buyong, Olivia Uba Asan, dan Sherliana B Luon. Sedangkan dari Kapanewon Karangmojo adalah Manda Eka Pramuka, Darojatul Mukaromah, Lia Indah Sari, Fauziah Dwi Astuti, dan Amirah Alfi Hasanah, di mana kelima-limanya semua berasal dari Gunungkidul.

Maksud dan tujuan Tim KKN-T UST, menurut perwakilannya, Darojatul Mukaromah, adalah mengadakan penyuluhan pupuk cair organik, di mana ini penting untuk memperkenalkan dunia pertanian dengan memanfaatkan pupuk organik kepada masyarakat Dusun Sumberjo (khususnya untuk para petani). Manfaat lainnya, lanjut Darojatul, adalah supaya nantinya masyarakat Dusun Sumberjo tidak terlalu bergantung dengan penggunaan pupuk kimia, sehingga ilmu yang didapat masyarakat dapat diaplikasikan dan diturunkan kepada anak cucunya nanti. 

Penyuluhan Pupuk organik cair disampaikan oleh 2 pemateri dari Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yaitu Ananda Suparto Assaytiri, SP dan Eka Fitriana, SP. Dalam penyampaian penyuluhan beliau melakukan dengan 2 cara, yang pertama diberikan materi dan caranya, yang kedua dipraktikan secara langsung. 

Cara mempraktikkannya pun cukup mudah. Yang perlu dilakukan yaitu siapkan bahan bahan terlebih dahulu. Ada 2 jenis pupuk organik yang akan dibuat, yang pertama menggunakan kotoran hewan, dan yang kedua menggunakan sisa sisa sayuran yang biasanya tidak digunakan untuk memasak. 

Pupuk Berbahan Kotoran Kambing
Untuk pupuk yang menggunakan kotoran hewan, dipilih yang menggunakan kotoran kambing. Kotoran kambing ditakar kira-kira 2 kg. Cara pembuatanya pun mudah. Alat dan bahan yang harus disiapkan hanya sebuah ember berisi air 20 liter, kotoran kambing kering 2 kg, EM4 pertanian, tetes tebu/gula pasir, pupuk ZA 1/2 kg. 

Caranya, masukkan kotoran kambing yang kering kedalam ember kemudian masukkan air 20 liter atau secukupnya, tambahkan 2 tutup botol EM4, setengah botol tetes tebu, dan ditambah 1/2 kg pupuk ZA. Setelah dimasukkan semua, kemudian dicampur secara merata menggunakan tangan bisa menggunakan kayu bisa. Apabila sudah tercampur, ember pupuk ditutup dan usahakan setiap pagi dibuka dan diaduk, karena pupuk tersebut bisa menimbulkan gas. Rutinkan pembukaan pupuk tersebut dan aduk setiap pagi selama satu minggu. Apabila dalam satu minggu pupuk terlihat sangat kental, bisa ditambahkan air lagi agar lebih encer. Setelah itu pupuk bisa diaplikasikan untuk tanaman.

Pupuk Berbahan Sisa Sayuran
Untuk pupuk yang menggunakan sisa sayuran caranya hampir sama. Caranya, kata Suparto, siapkan ember, kemudian masukkan sisa sayuran apa pun, contohnya tomat busuk, terong, daun kubis yang tidak terpakai, gagang cabai, kulit bawang merah/putih, pokoknya semua sisa bumbu/sayuran organik yang sudah tidak terpakai, asalkan jangan plastik, dan bisa juga lari/sisa cucian beras. 

Setelah sayuran dimasukkan, tambahkan air secukupnya sesuai dengan banyak sedikitnya sayur yang dimasukkan. Kemudian tambahkan sebanyak 2 tutup botol EM4, dan setengah botol tetes tebu, setelah itu aduk sampe rata dan tutup. Sama seperti yang awal tadi (pupuk berbahan kotoran kambing), usahakan setiap pagi dibuka dan diaduk, dan apabila setiap ibu memasak ada sisa bahan organik lain bisa juga langsung ditambahkan dalam pupuk tadi dan langsung ditutup seperti itu setiap hari. Jika terlalu kental bisa ditambahkan air dan apabila sudah seminggu bisa ditebarkan untuk tanaman.

Fungsi dari EM4, kata Suparto, yaitu untuk merangsang percepatan bakteri dan membuat tanaman/kotoran hewan menjadi cepat hancur. Dan fungsi dari tetes tebu adalah memberikan aroma atau rasa harum untuk pupuk, jadi pupuk yang kami hasilkan nanti akan berbau seperti bau tape.

Seperti Anak Sendiri
Dalam penyuluhan tersebut, masyarakat sangat memperhatikan mulai dari penyampaian materi sampai praktik pembuatan pupuk. Semua acara berjalan dengan lancar dengan antusiasme masyarakat dalam bertanya. Semangat bertani masyarakat Dusun Sumberjo sangat luar biasa, sampai pemateri senang dengan lontaran pertanyaan pertanyaan masyarakat yang ditanyakan kepada pemateri. 

Acara berjalan dengan lancar dan pemateri juga memberikan 1 buku belajar bertani yang nantinya bisa di-fotocopy dibagikan kepada masyarakat. "Kami tidak pernah melarang penggunaan pupuk kimia, akan tetapi kami sangat menyarankan untuk menggunakan pupuk organik," tutur Eka Fitriana. Tujuan yang paling utama dalam penyuluhan ini yaitu agar masyarakat dapat berinovasi dan kreatif di rumah dengan melakukan penanaman tanaman dan bisa mengembangkan pertanian di rumah saat pandemi covid 19 ini, sehingga mengurangi aktivitas di luar rumah.

Hal yang penting untuk dipegang sebagai prinsip dalam bertani juga, ujar Suparto, bahwa hendaknya kita memperlakukan tanaman dengan sebaik-baiknya, merawat tanaman dengan baik, seperti bunyi iklan kecap di teve, "dirawat seperti anak sendiri". Jika tanaman diperlakukan dengan baik, maka secara alamiah juga akan membuahkan hasil yang baik dan menguntungkan petani, demikian Suparto.(*) [@dama] 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Kami

PERKENALKAN! Roti Kukus Karya Bu RT

Pengajian Maulid Nabi, Ustaz Sholihin Ajak Jemaah Teladani Akhlak Rasul SAW