THE LEGEND! Tempe Manding Buatan Bu Mukiyem

Sumberjo | Sabtu (18/4) bakda isya kembali digelar acara pengajian dan arisan jemaah Masjid Al-Amin, Plelen, Sumberjo. Seharusnya acara tersebut dilaksanakan malam Ahad pekan depan, namun berhubung ada kepentingan untuk membahas persiapan Ramadan 1441 H, maka jadwal dimajukan, jadi lebih cepat satu pekan.

Sebagai tuan rumahnya, merujuk ke hasil kocokan arisan pertemuan terakhir, adalah Ibu Mukiyem, atau orangtua dari Eko Sopiyantoro, praktisi pertukangan (kayu) yang pada berita heboh sebelumnya, di laman ini, diceritakan bahwa seperangkat sound system miliknya menjadi korban pencurian. Berita tersebut menjadi trending topic karena mendapat kunjungan (views) sangat banyak, sampai lebih dari 400 kali.


Pada pertemuan pengajian kali ini, meski dalam suasana pandemik Covid-19, para jemaah masih semangat berangkat untuk tadarus, kajian, dan silaturahmi. Meski, tentu saja dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, misalnya cuci tangan sebelum pertemuan, jaga jarak, tidak bersentuhan, memakai masker, dll. Ibu Suyatini, misalnya, sejak salat magrib sudah tampak memakai masker; agaknya beliau sadar diri karena sedang sakit flu dan pilek.


Untuk tadarus dan kajian di rumah Bu Mukiyem itu sudah menginjak pada QS Fathir: 27 dan seterusnya (1 rukuk). Beberapa poin penting yang disampaikan oleh Pak Sabrur, selaku pimpinan tadarus dan pengkaji, antara lain: Pertama, bahwa Allah menciptakan makhluk secara berbeda-beda, terutama dari segi warnanya. Baik makhluk hewan melata, hewan ternak, diciptakan oleh Allah dalam warna yang berbeda-beda. 


Kedua, bahwa di antara hamba-hamba Allah yang paling takut kepada-Nya adalah para ulama.  Ulama dalam hal ini bersifat umum, tidak terbatas ustaz atau kyai saja, tetapi siapa pun yang konsern dalam kegiatan keilmuan ilmiah. Dalam banyak kasus, orang-orang yang konsern dalam tradisi ilmiah secara serius dan sungguh-sungguh menjadikan mereka kian paham dan mengerti kebesaran Allah, sehingga mereka memiliki rasa takut yang lebih besar ketimbang kalangan awam.


Ketiga, salah satu pemahaman penting yang bisa diambil dari QS Fathir: 32-35, bahwa orang Islam itu dibagi menjadi 3: yang amal buruknya lebih banyak ketimbang amal salehnya (zhalim linafsih), yang tengah-tengah, amal baik dan buruknya sebanding (muqtashid), serta yang amal bajiknya lebih banyak daripada amal salehnya (sabiq bil-khairat). Ketiga-tiganya, berkat kasih sayang Allah, semuanya akan masuk surga Adn, dipakaikan kepada mereka gelang dari emas dan perak, serta memakai baju dari sutra. Di surga tidak akan ada rasa letih dan lelah, yang ada hanya rasa bahagia dan senang selama-lamanya.


Keempat, sebaliknya, orang kafir akan masuk neraka selama-lamanya. Di neraka mereka akan berteriak, sambat kepada Allah, minta agar dikembalikan lagi ke dunia. Mereka berjanji akan beramal saleh. Tetapi Allah justru membalikkan perkataan mereka, bahwa bukankah mereka sudah diberi kesempatan, diberi umur panjang, tetapi tidak digunakan sebagaimana mustinya. Bukankah sudah datang kepada mereka nabi-nabi yang memberi peringatan, tetapi mereka abai? (ayat 36-37).


Lebih lengkap tentang tadarus dan kajian tersebut bisa diklik di link berikut:

1. https://youtu.be/nFHOR8QAfQU 

2. https://youtu.be/d7WcIh6rhyY

3. https://youtu.be/RcH2V8ZPmk4

4.https://youtu.be/g0qZXTCB-Xo


***

Dalam pertemuan di rumah Bu Mukiyem itu juga disepakati beberapa hal tentang kesiapan
menyambut Ramadan 1441 H. Di antaranya bahwa akan diadakan kerja bakti bersih-bersih masjid pada Rabu (23/4) pagi. Awalnya akan diadakan hari Ahad (20/4), tetapi karena dirasa terlalu jauh jaraknya dengan tanggal 1 Ramadan, maka dimundurkan Rabu, 2 hari menjelang Ramadan, karena tanggal 1 Ramadan diperkirakan Kamis (24/4) malam.

Disepakati pula tentang sejumlah perubahan agenda karena suasana pandemik corona yang masih berlangsung hingga sekarang, misalnya: pelaksanaan taraweh dengan memperhatikan protokol kesehatan pemerintah, buka bersama ditiadakan, pengajian dan arisan hanya dilaksanakan di masjid, bakda taraweh (tidak bergiliran ke rumah jemaah), takjilan menjelang magrib juga ditiadakan, tetapi tidak menolak jika ada jemaah yang akan bersedekah atas inisiatif sendiri.


*** 

Hal yang cukup menarik dalam pertemuan kali itu adalah suguhan snack atau makanan ringan yang diberikan oleh tuan rumah, Bu Mukiyem. Selain teh panas manis, kacang atum kesukaan jemaah anak-anak, tape ketela, ada menu favorit yang banyak diidolakan oleh hampir semua jemaah ketika berkunjung ke rumah Bu Mukiyem, atau dengan kata lain, setiap kali Bu Mukiyem menjadi tuan rumah. Apa itu? Tidak lain adalah tempe manding goreng. Digoreng hangat, atau dibikin bacem, tetapi yang jelas disuguhkan dengan tambahan cabe rawit hijau kecil-kecil. Mak klethus!!! Hohah, hohah!

Ya, di Sumberjo memang hanya ada 2 orang yang kondang sebagai pembuat dan sekaligus bakul tempe manding, yakni Bu Mukiyem dan Bu Suyatini, dan kedua-duanya tinggal di Plelen, Sumberjo (Dulasem). Mereka berdua sudah puluhan tahun menekuni usaha rumahan, membuat tempe manding. Setiap pasaran pahing mereka menjualnya produknya  itu ke pasar Karangmojo, sedangkan kalau pasaran kliwon ke pasar Wonotoro (Jl Karangmojo-Semin Km 3).



Tempe manding produk olahan Bu Mukiyem sangat khas rasanya, begitupun olahan Bu Suyatini. Masing-masing punya kekhasan tersendiri. Sudah melegenda puluhan tahun. Banyak orang yang menjadi pelanggan atau konsumen tetap tempe manding buatan mereka, sehingga di antara mereka tidak sedikit yang meluangkan waktu langsung datang ke rumah Bu Mukiyem, atau Bu Suyat, untuk langsung membeli tempe manding. 

Karena konsern-nya dalam usaha produksi tempe manding inilah, Bu Mukiyem bisa mencukupi kebutuhan hidupnya serta membantu mendiang suaminya (Pak Tugiyo) membesarkan anak-anaknya, menyekolahkan mereka, dst. 


Pemerintah juga memberikan perhatian atas usaha yang ditekuni oleh Bu Mukiyem, sehingga beberapa kali pernah menerima bantuan modal usaha. 


Nah, bagi yang berminat untuk membeli tempe manding produksi Bu Mukiyem, bisa menghubungi Bu Nur, istri dari Kang Eko, yang sehari-hari juga lebih banyak di rumah, menemani Bu Mukiyem membuat tempe, dengan nomor kontak: 083843616931. Nah! (*) [fathan] 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Kami

PERKENALKAN! Roti Kukus Karya Bu RT

Pengajian Maulid Nabi, Ustaz Sholihin Ajak Jemaah Teladani Akhlak Rasul SAW